[Medan | 7 Januari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah lebih dari 1% pada perdagangan hari Senin (6/2/2025), setelah mengalami penguatan selama dua hari berturut-turut. IHSG ditutup turun sebesar 1,17% ke level 7.080.
Penurunan ini terjadi di tengah sikap hati-hati investor yang menantikan sentimen global, khususnya dari Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), yang akan mengadakan pertemuan pada Kamis mendatang. Dalam pertemuan tersebut, diperkirakan akan dibahas kemungkinan perubahan suku bunga, dengan hasilnya diumumkan pada 30 Januari.
Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada laporan Non-Farm Payrolls (NFP) untuk Desember, yang dipublikasikan sehari setelah data ketenagakerjaan AS. Data ini memberikan gambaran kondisi ekonomi AS, di mana konsensus memperkirakan penurunan signifikan jumlah lapangan kerja. NFP untuk Desember diperkirakan mencatat angka 150 ribu, lebih rendah dibanding November yang mencapai 227 ribu.
Sentimen lain berasal dari pelantikan Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan pada 20 Januari. Hal ini menambah tekanan pada IHSG karena volatilitas sudah terlihat sejak sebelum pelantikan Trump. Ketika Trump resmi menjabat, volatilitas IHSG diperkirakan akan meningkat lebih lanjut, seiring dengan peralihan pasar menuju saham-saham AS.
Di sisi lain, investor masih berharap pada fenomena January Effect, yaitu momentum musiman di mana harga saham biasanya naik pada dua minggu pertama atau sepanjang Januari. Meski demikian, potensi IHSG untuk menikmati January Effect tampaknya kecil karena arus dana asing masih mencatatkan aliran keluar (outflow).