[Medan | 30 Agustus 2024] Setelah sempat menembus rekor intraday tertinggi sepanjang masa (ATH) di level 7.715, Indeks harga saham gabungan (IHSG) tiba-tiba terjun bebas 0,41% ke level 7.627,6 pada penutupan perdagangan Kamis (29/8/2024).
Sepuluh sektor indeks sektoral menekan IHSG ke zona merah. Hanya sektor barang konsumsi nonprimer yang sedikit menguat sebesar 0,05%. Sebaliknya, sektor barang baku turun 1,38%, sektor transportasi dan logistik merosot 1,21%, sektor kesehatan anjlok 0,77%, sektor energi melemah 0,57%, sektor barang konsumsi primer terpangkas 0,50%, sektor properti dan real estat menurun 0,44%, sektor teknologi turun 0,21%, sektor keuangan terkoreksi 0,19%, sektor perindustrian berkurang 0,03%, dan sektor infrastruktur juga melemah 0,03%.
Di sisi lain, saham-saham yang berhasil menguat dan menjadi top gainers termasuk PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) yang naik 6,79%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang menguat 1,68%, dan PT Astra International Tbk (ASII) yang naik 1%. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan signifikan antara lain PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang turun 4,20%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang melemah 3,23%, dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang anjlok 2,91%.
IHSG cenderung kembali menguat menjelang rilis data pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS untuk kuartal II-2024. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan pertumbuhan PDB AS pada kuartal II-2024 akan tetap 2,8%, sama seperti perkiraan awal yang diumumkan pada Juli.
Setiap perubahan dalam data ini dapat mempengaruhi ekspektasi terhadap langkah Federal Reserve (The Fed) berikutnya, meskipun The Fed telah mengindikasikan rencana pemangkasan suku bunga acuannya pada pertemuan September mendatang. Revisi data PDB juga penting untuk menilai ketahanan ekonomi AS terhadap kemungkinan penurunan suku bunga.
Selain itu, investor menantikan rilis data inflasi pengeluaran pribadi (PCE) AS untuk Juli 2024. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) PCE AS bulan lalu akan tetap 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), sementara inflasi PCE bulanan (month-to-month/mtm) diperkirakan naik sedikit menjadi 0,2%.
Jika proyeksi ini benar, peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada September mendatang menjadi lebih besar. Sebelumnya, pada Simposium Jackson Hole, Wyoming, Jumat lalu, Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga mungkin segera dilakukan, meskipun waktu dan besaran pemangkasan belum dipastikan.