[Medan | 3 Desember 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penguatan signifikan pada perdagangan perdana tahun 2025, Kamis (2/1/2025). IHSG ditutup melesat 1,18% ke level 7.163, berhasil menembus level psikologis 7.100.
Total nilai transaksi hari ini mencapai sekitar Rp 9 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 19,8 miliar saham yang diperdagangkan dalam 1,1 juta transaksi. Dari total saham yang diperdagangkan, 316 saham mencatat kenaikan, 270 saham mengalami penurunan, dan 210 saham stagnan. Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi pendorong utama penguatan IHSG dengan kenaikan sebesar 1,78%.
IHSG mendapat dorongan positif dari sejumlah sentimen domestik, seperti kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% yang hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah, serta pemulihan sektor manufaktur. Pemerintah menegaskan bahwa PPN 12% tidak akan berdampak pada barang kebutuhan pokok masyarakat.
Di sisi lain, aktivitas manufaktur Indonesia menunjukkan pemulihan setelah mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut. Berdasarkan data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis S&P Global, PMI manufaktur Indonesia naik ke level 51,2 pada Desember 2024, menandakan ekspansi pertama sejak Mei 2024. Angka ini juga menjadi yang tertinggi dalam tujuh bulan terakhir, memberikan sinyal positif bagi sektor manufaktur.
Namun, inflasi tahunan Indonesia pada 2024 tercatat hanya sebesar 1,57% (year-on-year), yang merupakan inflasi terendah dalam sejarah. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebutkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 105,15 pada Desember 2023 menjadi 106,80 pada Desember 2024, mencerminkan inflasi yang terkendali meski aktivitas ekonomi menunjukkan pemulihan.