[Medan | 6 Juni 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,14% ke level 6.947 pada perdagangan hari Rabu (5/6/2024), kembali terkoreksi hingga menyentuh level psikologis 6.900. Penutupan ini juga menjadi yang terendah sejak 22 November 2023, dan pelemahan sebesar 2,14% juga menjadi yang terdalam sejak 14 Maret 2023.
Hanya sektor kesehatan yang menguat 0,79% pada hari Rabu ini. Sementara sektor barang baku turun 6,29%, sektor infrastruktur jatuh 2,02%, sektor teknologi merosot 1,83%, sektor energi anjlok 1,71%, sektor perindustrian terjun 1,33%, sektor transportasi dan logistik tergerus 1,03%. Kemudian sektor barang konsumsi primer turun 0,81%, sektor properti dan real estat melemah 0,74%, sektor barang konsumsi nonprimer jatuh 0,43%, dan sektor keuangan turun 0,37%.
Sementara itu, saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang melesat 3,45%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) naik 2,41%, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melejit 2%. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan signifikan adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) turun 12,12%, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) melemah 10,62%, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) anjlok 8,68%.
Salah satu pemberat IHSG adalah batalnya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) untuk masuk Financial Times Stock Exchange (FTSE) 100, setelah BREN masuk ke pemantauan khusus full call auction (FCA). Masuknya BREN ke FCA pun menyebabkan harga sahamnya rontok 34% dari level tertinggi yang tercapai 22 Mei 2024 lalu.
Menurut Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada, pergerakan pasar di bulan Juni masih akan fluktuatif, yang dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik di dalam maupun luar negeri. Dari luar negeri, sentimen yang mempengaruhi termasuk arah suku bunga the Fed, rilis data-data ekonomi global, perkembangan konflik geopolitik, dan pergerakan harga komoditas global. Sedangkan dari dalam negeri, faktor yang akan berpengaruh antara lain pembagian dividen, aksi korporasi emiten, data-data makroekonomi, arah suku bunga BI, dan fluktuasi nilai tukar rupiah.