[Medan | 14 Maret 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 17,62 poin atau 0,26% ke 6.647,41 pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (13/3).
Pergerakan sektoral menunjukkan hasil yang beragam, dengan lima sektor mencatatkan penguatan, sementara enam sektor lainnya mengalami penurunan. Sektor teknologi menjadi pendorong utama dengan kenaikan 5,87%, diikuti oleh sektor barang konsumen primer yang naik 0,42%, serta sektor kesehatan yang meningkat 0,13%. Di sisi lain, sektor keuangan mengalami pelemahan terdalam sebesar 1,39%, disusul sektor transportasi yang turun 0,82%, serta sektor perindustrian yang melemah 0,77%.
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, data inflasi AS memberikan harapan bagi pasar terkait potensi pemangkasan suku bunga The Fed. Inflasi Februari 2025 tercatat mengalami perlambatan, dengan inflasi bulanan (MoM) turun dari 0,5% menjadi 0,2%, dan inflasi tahunan (YoY) menyusut dari 3% menjadi 2,8%.
Namun, IHSG tetap tertekan akibat ketegangan perdagangan global yang kembali mencuat pasca rilis data inflasi AS. Pasar masih mencermati kemungkinan eskalasi perang tarif yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump, yang terus mengancam akan menaikkan tarif terhadap berbagai negara, termasuk negara-negara Eropa.
Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan melaporkan bahwa APBN 2025 mengalami defisit sebesar Rp 31,2 triliun atau 0,13% terhadap PDB pada Februari 2025, lebih tinggi dibandingkan defisit Januari 2025 yang tercatat Rp 23,5 triliun atau 0,10% terhadap PDB.
Defisit ini terjadi akibat pendapatan negara yang lebih rendah dibandingkan kebutuhan belanja pemerintah. Jika tren defisit berlanjut, beban utang pemerintah bisa meningkat dan berdampak pada stabilitas ekonomi domestik.