[Medan | 21 Mei 2025] Meski mayoritas bergerak di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup turun pada perdagangan hari ini. Selasa (20/5), IHSG turun 0,65% ke level 7.094 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penurunan terjadi pada satu jam perdagangan terakhir sebelum tutup pasar. IHSG turun setelah menguat empat hari perdagangan berturut-turut.
Investor asing juga mencatat net sell atau jual bersih di pasar saham saat IHSG turun. Net sell asing mencapai Rp 405,31 miliar di seluruh pasar saat IHSG turun. Net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 392,08 miliar. Sedangkan net sell di pasar negosiasi sebesar Rp 13,23 miliar.
VP Marketing Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, pelemahan hari ini didorong beberapa faktor. Di antaranya, aksi ambil untung (profit taking) sejumlah saham setelah IHSG memasuki zona overbought. Pelemahan juga dipicu antisipasi pasar pada rilis keputusan BI rate, jika BI masih hold pemangkasan suku bunga, pasar saham cenderung tertekan.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan menurunkan suku bunga acuan BI-rate dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025. BI diprediksi memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,50%. Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian memperkirakan, BI akan menurunkan suku bunga pada bulan ini sejalan dengan mulai stabilnya nilai tukar rupiah.
Di sisi lain, penurunan IHSG dipengaruhi pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati yang mengatakan bahwa efisiensi anggaran akan berlanjut hingga 2026. Hal tersebut tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 yang dibacakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Sidang Paripurna di DPR, Selasa (20/5).