[Medan | 20 Juni 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam hampir 2% pada penutupan perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, ditutup melemah sebesar 1,96% ke level 6.968. Seluruh sektor di bursa mencatat penurunan, dengan sektor konsumer primer dan non-primer menjadi yang paling tertekan.
Penurunan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel, yang semakin diperburuk oleh kekhawatiran atas potensi keterlibatan Amerika Serikat (AS). Maximilianus Nico Demus, Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas, menjelaskan bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah menjadi penyebab utama anjloknya IHSG.
Pasar mencermati potensi AS terlibat secara langsung dalam konflik tersebut. Jika hal ini terjadi, maka ketegangan akan semakin meningkat. Di sisi lain, keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan belum mampu mengangkat sentimen pasar terhadap negara berkembang seperti Indonesia.
Keputusan The Fed tidak serta-merta menjadi sinyal positif karena kondisi ekonomi AS juga dibayangi oleh kenaikan proyeksi tingkat pengangguran hingga 4,5%, serta ancaman inflasi yang masih tinggi akibat ketidakpastian kebijakan tarif perdagangan. Akibatnya, dampak positif dari keputusan The Fed tertahan, sementara sentimen negatif justru meningkat di pasar domestik.
Nico menilai bahwa minggu ini menjadi krusial, terutama terkait kepastian apakah AS benar-benar akan terlibat dalam konflik Iran-Israel. Jika keterlibatan tersebut benar terjadi, IHSG berpotensi mengalami koreksi lebih dalam. Ia memperkirakan IHSG akan bergerak dalam kisaran 6.920–7.000 dalam jangka pendek.
Meskipun begitu, untuk akhir tahun 2025, Nico masih optimistis IHSG bisa pulih dan menguat menuju 7.640–7.920, dengan dorongan utama berasal dari pelaksanaan program-program strategis dalam negeri.