[Medan | 4 Maret 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit pada perdagangan Senin (3/3/2025) setelah mengalami tekanan sepanjang pekan lalu, dengan ditutup menguat 3,97% ke level 6.519.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan perdagangan Jumat sebelumnya (28/2/2025), di mana IHSG anjlok 3,31% ke level 6.270, posisi terendah sejak September 2021.
Sebanyak 10 dari 11 indeks sektoral mengalami penguatan bersama IHSG, dengan sektor kesehatan menjadi satu-satunya yang melemah tipis 0,01%. Sektor barang baku mencatat kenaikan tertinggi sebesar 4,12%, disusul sektor keuangan yang naik 3,46%, sektor infrastruktur melonjak 3,35%, serta sektor barang konsumsi primer yang menguat 2,92%. Sektor perindustrian, properti dan real estat, energi, teknologi, transportasi dan logistik, serta barang konsumsi nonprimer juga mencatat kenaikan masing-masing antara 1,27% hingga 2,7%.
Menurut Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, meskipun IHSG mengalami kenaikan signifikan, net buy asing di pasar reguler hanya mencapai Rp 173 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan IHSG lebih bersifat technical rebound dibandingkan perubahan tren yang kuat.
Saham dengan net buy terbesar asing pada hari Senin meliputi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 127,74 miliar, PT Astra International Tbk (ASII) Rp 86,56 miliar, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 56,36 miliar.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menunda implementasi short selling serta mengkaji kebijakan buyback saham tanpa persetujuan RUPS guna meredam tekanan di pasar saham. Langkah ini diambil setelah IHSG turun 3,31% pada Jumat (28/2/2025) ke level 6.270,60, memperpanjang koreksi hingga 11,43% sejak awal tahun.