[Medan | 27 Februari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan sebesar 0,29% ke level 6.606 pada akhir perdagangan hari Rabu (26/2/2025), mengakhiri tren pelemahan selama dua hari berturut-turut.
Dari sebelas indeks sektoral, hanya empat yang mengalami penguatan dan menopang kenaikan IHSG, sementara tujuh sektor lainnya mencatatkan pelemahan. Sektor teknologi mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 8,72%, diikuti oleh sektor barang konsumen non-primer yang naik 0,45% dan sektor kesehatan yang menguat 0,43%. Sementara itu, sektor barang konsumen primer mengalami pelemahan terdalam dengan penurunan 2%, disusul sektor barang baku yang melemah 0,84% dan sektor industri yang turun 0,47%.
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG masih menghadapi tekanan akibat kekhawatiran pasar terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat pasca penurunan indeks kepercayaan konsumen dari 105,3 menjadi 98,3. Penurunan ini mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat, yang turut dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif perdagangan. Selain itu, faktor inflasi dan tingkat suku bunga yang tinggi juga mendorong konsumen untuk lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya, sehingga berdampak pada perlambatan ekonomi.
Dari faktor domestik, Pilarmas menilai pelemahan IHSG juga disebabkan oleh keputusan Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang menurunkan peringkat saham Indonesia dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Keputusan ini mengindikasikan bahwa saham-saham di Indonesia berpotensi memiliki kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan saham di negara lain dalam indeks MSCI.
Dalam laporan resminya, MSCI menyebut bahwa penurunan peringkat ini disebabkan oleh prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melemah serta meningkatnya tekanan terhadap profitabilitas emiten. Situasi ini menjadi tantangan bagi pasar saham domestik, termasuk nilai tukar Rupiah, karena dapat memicu peningkatan arus keluar dana asing.