[Medan | 19 Februari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pada hari Selasa (18/2/2025) dengan kenaikan 0,62% ke level 6.873. Sebanyak 354 saham menguat, 196 saham melemah, dan 238 saham stagnan.
Penguatan IHSG didorong oleh delapan sektor yang berada di zona hijau. Sektor barang konsumsi nonprimer mencatat kenaikan tertinggi sebesar 2,28%, diikuti oleh sektor kesehatan yang naik 1,34% dan sektor keuangan yang menguat 1,22%. Selain itu, sektor industri naik 0,88%, sektor barang konsumsi primer meningkat 0,85%, serta sektor energi bertambah 0,59%. Sektor barang baku dan teknologi juga mencatat kenaikan masing-masing 0,35% dan 0,25%.
Namun, tiga sektor mengalami pelemahan meskipun IHSG menguat. Sektor transportasi dan logistik turun 0,91%, sektor properti dan real estat melemah 0,54%, serta sektor infrastruktur mengalami penurunan tipis 0,08%.
Pasar keuangan domestik masih dipengaruhi oleh berbagai sentimen dalam negeri, terutama setelah rilis neraca perdagangan serta kebijakan ekonomi yang diumumkan Presiden Prabowo, termasuk pembaruan aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus US$ 3,45 miliar pada Januari 2025, menandai 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus ini disebabkan oleh impor yang lebih rendah, tercatat sebesar US$ 18 miliar, sementara ekspor mencapai US$ 21,45 miliar.
Selain itu, kebijakan baru mengenai DHE 100%, yang akan berlaku mulai 1 Maret 2025, menjadi perhatian utama. Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2025, eksportir di sektor sumber daya alam wajib menempatkan 100% devisa hasil ekspor di rekening khusus DHE SDA di bank nasional selama 12 bulan, dengan kemungkinan penggunaan untuk operasional berdasarkan syarat tertentu.
Bank Indonesia (BI) juga tengah menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Februari 2025, dengan pasar menanti keputusan terkait suku bunga. Sebagian analis memperkirakan pemangkasan suku bunga lanjutan, sementara lainnya memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga. Sebagai informasi, BI sebelumnya secara mengejutkan memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada Januari 2025, sebagai langkah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.