[Medan | 17 Oktober 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok hingga 3,28% ke level 7.857 per pukul 14:46 WIB pada perdagangan hari Jumat (17/10), meninggalkan level psikologis 8.000. Tekanan jual melanda hampir seluruh sektor dengan 571 saham melemah, hanya 118 saham menguat, dan 115 stagnan. Nilai transaksi tercatat Rp13,98 triliun dengan volume perdagangan mencapai 23,1 miliar saham.
Menurut Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, pelemahan IHSG dipicu oleh isu likuiditas di sektor perbankan Amerika Serikat yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi di negara tersebut. Selain itu, dua faktor eksternal lain turut menambah tekanan, yakni ketegangan dagang AS–China setelah Trump kembali mewacanakan tarif 100%, serta penutupan pemerintahan AS (government shutdown) yang belum terselesaikan.
Ketiga faktor global ini memperkuat tekanan terhadap pasar, diperparah dengan utang AS yang sudah mencapai US$37,8 triliun atau mendekati 100 persen dari PDB. Ia menilai beban bunga tahunan yang mencapai US$1,2 triliun menimbulkan risiko fiskal besar bagi ekonomi AS.
Dari dalam negeri, pemerintah disebut tengah menyiapkan stimulus tambahan untuk kuartal IV-2025, namun dampaknya dinilai belum cukup kuat menahan pelemahan IHSG di tengah derasnya tekanan eksternal. Sehingga wajar jika IHSG turun hingga 3% lebih, sembari menambahkan bahwa potensi rebound bisa muncul dalam waktu dekat ketika sentimen global mulai mereda.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai pelemahan IHSG hingga 3,3% masih tergolong wajar. Ia mengatakan pergerakan pasar saham sangat dipengaruhi sentimen global dan fluktuasi merupakan bagian alami dari dinamika pasar. Menurutnya, indeks yang naik atau turun terlalu lama justru tidak sehat karena mengurangi peluang bagi pelaku pasar untuk bertransaksi.
Purbaya menambahkan, gejolak pasar tidak perlu dikhawatirkan selama fundamental ekonomi nasional tetap kuat. Ia menegaskan ketika ekonomi dan kinerja perusahaan membaik, nilai saham akan ikut naik seiring peningkatan kapitalisasi pasar.