PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) telah resmi menandatangani akta pemisahan atau deed of spin-off untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. Dengan penandantanganan ini, Telkomsel secara resmi akan mengambil alih pengoperasian IndiHome pada 1 Juli 2023.
Adapun, setelah proses integrasi IndiHome ini selesai, kepemilikan efektif Telkom di Telkomsel akan naik menjadi 69,9%. Sementara itu, kepemilikan Singtel di Telkomsel akan menjadi 30,1%. Pengalihan ini pun menandai refocus bisnis dalam Telkom Group, dimana Telkomsel akan sepenuhnya berkonsentrasi pada segmen Business to Consumer (B2C), sedangkan Telkom akan fokus pada segmen Business to Business (B2B). Lantas, apa dampak dari aksi merger ini terhadap saham TLKM?
Sebagai informasi, aksi merger Indihome dan Telkomsel ini dilakukan dengan skema inbreng atau skema suntikan modal dalam bentuk aset, dimana Telkomsel akan menerbitkan saham baru yang kemudian akan ditukar dengan aset Indihome. Nah, dengan aksi merger ini, TLKM nantinya akan lebih efisien dari segi biaya operasional dan mendapatkan tambahan pendapatan dari Telkomsel.
TLKM juga berpotensi mendapatkan mitra strategis untuk mengembangkan bisnis fixed broadband dan mengakuisisi pelanggan Telkomsel yang sudah masuk ke layanan IndiHome. Dengan begitu, TLKM berpotensi meningkatkan penjualannya dari cross-selling antara produk Indihome dan Telkomsel. Selain itu, aksi merger ini juga akan meningkatkan daya saing bisnis telekomunikasi di Indonesia.