[Medan | 29 September 2025] PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengajukan rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue senilai Rp3,2 triliun. Aksi korporasi ini menjadi bagian dari strategi perseroan dalam memperkuat ekspansi bisnis digital, khususnya jaringan broadband dan infrastruktur.
Dalam prospektus yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), INET akan menerbitkan 12,80 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham. Jumlah tersebut setara dengan 57,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue. Pemegang saham pengendali, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara (AKUN), yang menguasai sekitar 60,62 persen saham, menyatakan komitmen untuk menyerap haknya senilai Rp1,78 triliun sekaligus bertindak sebagai standby buyer. AKUN siap membeli saham yang tidak diambil investor lain hingga maksimal 5,65 miliar saham senilai Rp1,41 triliun.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 20 Agustus 2025 telah memberikan persetujuan terhadap aksi korporasi ini, termasuk penerbitan Waran Seri II hingga 3,07 miliar unit. Waran tersebut nantinya dapat dikonversi menjadi saham baru mulai 3 Juni 2026 hingga 1 Desember 2028.
Kinerja keuangan INET pada semester I-2025 menunjukkan rebound yang kuat. Pendapatan bersih mencapai Rp45 miliar, melonjak 196,91 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp15,15 miliar. Laba bruto meningkat 202,34 persen menjadi Rp16,78 miliar, sementara laba usaha mencapai Rp10,05 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp7,77 miliar, tumbuh signifikan 666,66 persen secara tahunan dari Rp1,04 miliar. Bahkan di kuartal II 2025 saja, INET membukukan laba bersih Rp7,8 miliar, mencerminkan konsistensi pertumbuhan.
Dengan basis kinerja yang lebih solid, manajemen menegaskan bahwa dana hasil rights issue akan difokuskan untuk ekspansi jaringan anak usaha Global Prima Integra (GPI), pengembangan layanan fiber-to-the-home (FTTH), serta pembangunan infrastruktur kabel bawah laut. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi INET di industri layanan digital dan konektivitas nasional yang semakin kompetitif.