[Medan | 11 April 2024] Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa inflasi di AS, yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), naik menjadi 3,5% secara tahunan pada bulan Maret dari 3,2% di bulan Februari.
Sementara itu, IHK inti tahunan, tidak termasuk harga makanan dan energi yang berfluktuasi, naik 3,8% pada periode yang sama, menyamai kenaikan di bulan Februari. Adapun kenaikan harga bensin dan tempat tinggal merupakan faktor utama dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (CPI).
Kenaikan ini membuat pasar keuangan berspekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga hingga September. Pasar keuangan pun memperbarui ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pertama, memindahkannya dari bulan Juni menjadi September, menurut FedWatch Tool CME.
Saat ini, hanya dua kali penurunan suku bunga yang diperkirakan, bukan tiga kali seperti yang diprediksi oleh pejabat Federal Reserve bulan lalu. Sebagian kecil ekonom bahkan melihat peluang penurunan suku bunga akan segera berakhir.
Setelah data inflasi dirilis, Bursa Wall Street dibuka di zona merah, dengan Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 221,39 poin, atau 0,57%, pada pembukaan menjadi 38.662,28. Kemudian S&P 500 (SPX) dibuka koreksi sebesar 42,03 poin, atau 0,81%, menjadi 5.167,88. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 202,63 poin, atau 1,24%, menuju posisi 16.104,01.