[Medan | 12 Februari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Pada penutupan perdagangan Selasa (11/2/2025), IHSG melemah 1,75% dalam sehari ke level 6.531. Secara tahun berjalan, indeks telah terkoreksi 7,74%.
Meskipun kondisi pasar sedang lesu, peluang meraih keuntungan di pasar modal tetap terbuka. Salah satu strategi yang dapat diterapkan investor adalah mengalihkan portofolio ke saham-saham defensif yang lebih tahan terhadap gejolak pasar. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, menilai bahwa saham defensif masih menjadi opsi terbaik bagi investor di tengah tren pelemahan IHSG sejak awal tahun.
Miftahul merekomendasikan sektor-sektor yang cenderung lebih stabil, seperti consumer goods dengan pilihan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR). Di sektor telekomunikasi, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi salah satu pilihan menarik. Sementara di sektor perbankan, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dinilai cukup defensif.
Namun, ia mengingatkan bahwa saham perbankan masih menghadapi tekanan sentimen negatif, sehingga volatilitasnya berpotensi tetap tinggi dalam waktu dekat. Di sisi lain, sektor consumer goods dan telekomunikasi dinilai lebih menarik karena permintaannya yang stabil.
Menurutnya, saham defensif umumnya memiliki fundamental kuat, arus kas yang stabil, serta permintaan yang tidak terlalu terdampak oleh siklus ekonomi. Perusahaan dengan keunggulan kompetitif (economic moat) yang kuat juga lebih mampu bertahan dari tekanan pasar. Miftahul merekomendasikan strategi trading buy untuk saham ICBP dengan target harga Rp 11.650 per saham serta akumulasi beli BBRI dengan target harga Rp 4.340 per saham.
Sementara itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Dimas Krisna Ramadhani, berpendapat bahwa tidak ada saham yang benar-benar defensif jika mempertimbangkan potensi pergerakan harga di tengah tren pelemahan pasar. Namun, jika saham defensif didefinisikan sebagai saham sektor consumer, maka emiten dengan kondisi keuangan solid seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dapat menjadi pilihan di tengah ketidakpastian makroekonomi.