[Medan | 25 Oktober 2024] PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 41,1 triliun pada kuartal III-2024, meningkat 12,8% secara tahunan (yoy) dibandingkan Rp 36,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 9,5% yoy, dari Rp 55,8 triliun menjadi Rp 61,1 triliun.
Para analis menilai capaian laba BBCA sesuai dengan perkiraan. Dalam riset pada 24 Oktober, Analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano, menjelaskan bahwa kinerja BBCA mencerminkan 78% dari proyeksi sekuritas dan 76,1% dari konsensus. Pertumbuhan laba didorong oleh peningkatan kredit yang signifikan, meningkatnya Net Interest Margin (NIM), serta terkendalinya biaya operasional. Kenaikan NIM didorong oleh peningkatan proporsi kredit terhadap aset produktif dan peralihan penempatan dana dari bank sentral ke aset dengan imbal hasil lebih tinggi.
Selama sembilan bulan pertama tahun ini, BBCA mencatat pertumbuhan kredit sebesar 14,5% secara tahunan menjadi Rp 877 triliun, didorong oleh segmen korporasi, khususnya proyek hilirisasi. Kredit korporasi tumbuh 16% yoy, sementara segmen UKM, konsumer, dan komersial masing-masing naik 14%, 13%, dan 12%.
Meskipun beigtu, Dana Pihak Ketiga (DPK) stagnan, menghasilkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang lebih tinggi sebesar 78% pada kuartal III, naik dari 76% pada kuartal II-2024, yang turut membantu peningkatan NIM.
Manajemen BBCA memproyeksikan dampak dari penurunan suku bunga baru-baru ini akan terbatas dalam jangka pendek karena imbal hasil surat berharga negara (SBN) tetap tinggi, serta porsi pinjaman berbasis acuan dan suku bunga terkelola yang rendah. Selain itu, ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut terbatas jika rupiah mendekati Rp 16.000.
BBCA tetap optimis mampu menjaga imbal hasil kredit korporasi dengan bunga terkendali, sehingga mereka menaikkan pedoman NIM tahun ini menjadi 5,7% – 5,8% dari sebelumnya 5,5% – 5,6%. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BBCA dengan target harga yang dinaikkan menjadi Rp 12.800 per saham dari proyeksi sebelumnya Rp 12.400 per saham. Victor juga meningkatkan proyeksi laba bersih BBCA tahun ini menjadi Rp 54,6 triliun dari sebelumnya Rp 52,96 triliun, dan diperkirakan akan mencapai Rp 59,67 triliun pada 2025.