[Medan | 21 Januari 2025] PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) resmi memulai proses akuisisi terhadap PT Bank Victoria Syariah (BVIS) setelah menandatangani Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) dengan para pemegang saham BVIS pada Rabu, 15 Januari 2025, di Jakarta.
Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengakuisisi 100% saham BVIS dari pemegang sahamnya, yaitu PT Victoria Investama Tbk. (VICO), PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC), dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta. Victoria Investama merupakan pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 80,18%, sementara BVIC dan BHP masing-masing memiliki 19,80% dan 0,0016%. Total nilai akuisisi ini mencapai Rp1,06 triliun, didanai sepenuhnya melalui pendanaan internal BTN.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa akuisisi ini merupakan langkah strategis untuk membentuk Bank Umum Syariah (BUS) melalui strategi anorganik. Setelah akuisisi mendapat persetujuan regulator, BTN akan memisahkan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN dan mengintegrasikannya ke dalam BVIS untuk membentuk BUS baru. Langkah ini merupakan kewajiban sesuai peraturan yang mewajibkan bank konvensional memisahkan unit usaha syariahnya sebelum 2026.
Per kuartal III-2024, BTN Syariah mencatat aset sebesar Rp58 triliun, naik 19,2% year-on-year (yoy) dari Rp48 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Proyeksi aset BTN Syariah setelah menjadi BUS diperkirakan mencapai Rp66 triliun hingga Rp67 triliun. Sementara itu, BVIS dianggap sebagai kandidat ideal untuk akuisisi karena ukuran dan pertumbuhan bisnisnya. Per kuartal III-2024, aset BVIS tercatat sebesar Rp3,32 triliun, tumbuh 8,02% yoy dari Rp3,08 triliun.
BTN berharap proses akuisisi dapat rampung sebelum semester I-2025 berakhir, sehingga merger antara BTN Syariah dan BVIS dapat segera dilakukan. Proses selanjutnya mencakup persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) kedua perusahaan, izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pengambilalihan dan status BTN sebagai pemegang saham pengendali.
Sementara itu, konsensus Bloomberg menunjukkan mayoritas analis bersikap optimis terhadap saham BBTN. Dari 24 analis, 19 merekomendasikan “buy,” empat merekomendasikan “hold,” dan hanya satu yang menyarankan “sell.”