[Medan | 21 Maret 2024] PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), perusahaan yang investasi di sektor industri energi, logam berharga, dan infrastruktur ini tercatat membukukan rugi sepanjang 2023. Berdasarkan laporan keuangannya, SRTG mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 10,14 triliun pada Desember 2023, dibandingkan dengan laba sebesar Rp 4,61 triliun pada tahun sebelumnya.
Rugi bersih tersebut disebabkan oleh kerugian atas investasi pada saham dan efek lainnya yang mencapai Rp 13,81 triliun, meningkat 471% dari tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pendapatan perusahaan naik tipis menjadi Rp 2,80 triliun, sementara beban pokok penjualan mengalami penurunan dari Rp 232,40 miliar menjadi Rp 222,14 miliar.
Selain itu, nilai aset bersih (Net Asset Value/NAV) SRTG juga mengalami penurunan sebesar 20% menjadi Rp 48,9 triliun pada akhir tahun 2023, akibat gejolak harga komoditas sepanjang tahun tersebut. Gejolak harga komoditas ini juga memengaruhi harga saham dari perusahaan portofolio utama Saratoga, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk dan PT Merdeka Copper Gold Tbk, yang turut berdampak terhadap NAV Saratoga.
Adapun Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan, optimis bahwa ADRO dan MDKA akan mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan. Kedua perusahaan tersebut beroperasi di sektor strategis, seperti komoditas batubara, emas, nikel, dan bisnis hilirisasi komoditas, sehingga stabilitas harga komoditas dan pemangkasan suku bunga di semester I 2024.
Posisi nilai aset perseroan pada akhir tahun 2023 tercatat sebesar Rp 50,94 triliun, turun dari sebelumnya Rp 63,77 triliun, sementara posisi liabilitas SRTG sebesar Rp 2,15 triliun, dan ekuitasnya tercatat sebesar Rp 48,78 triliun.