[Medan | 15 April 2024] Iran telah meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap Israel pada hari Sabtu, 13 April 2024. Kementerian Luar Negeri Iran menyebutkan bahwa serangan tersebut dimaksudkan sebagai balasan atas serangan Israel terhadap gedung Konsulat Teheran di Damaskus pada awal bulan ini. Serangan tersebut dinilai bakal menimbulkan dampak perekonomian global, termasuk Indonesia.
Sebagai informasi, Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari (bpd). Perang ini pun diyakini dapat mengganggu produksi dan jalur distribusi, sehingga menyebabkan masalah dalam pasokan dan potensi kenaikan harga minyak. Adapun berdasarkan data historis, harga minyak naik 4% pada Senin setelah konflik Israel vs Hamas pecah pada akhir pekan 7 Oktober 2023. Perang Rusia-Ukraina juga menyebabkan harga minyak melambung hingga melewati US$ 100 per barel hanya dalam dua hari setelah konflik dimulai pada 24 Februari 2022.
Ketika harga minyak mentah naik, risiko inflasi tinggi pun kembali membayangi ekonomi global. Adapun India, China, dan negara-negara besar lainnya merupakan importir minyak yang besar dan dapat mengalami inflasi impor yang tinggi jika harga minyak tetap tinggi. AS juga merupakan konsumen minyak terbesar di dunia sehingga kenaikan harga minyak bisa kembali mengerek inflasi. Inflasi global yang tinggi ini dapat berdampak negatif bagi Indonesia karena dapat menunda pelonggaran suku bunga global.
Adapun bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mungkin akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi jika inflasi di AS terus mengancam akibat kenaikan harga energi. Suku bunga global yang tinggi akan membatasi ruang gerak Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat, padahal pasar domestik telah lama menantikan penurunan suku bunga BI.
Selain itu, ketidakpastian geopolitik cenderung mendorong investor untuk memilih investasi di aset safe haven seperti dolar AS, yang dapat menguatkan nilai dolar dan melemahkan mata uang asing. Mata uang dan saham global juga merosot ketika konflik Israel vs Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, dan kondisi serupa diperkirakan bisa terjadi lagi pada hari Selasa (16/4/2024) ketika pasar keuangan Indonesia dibuka kembali.