[Medan | 29 Maret 2024] Jembatan di kota Baltimore, Amerika Serikat (AS) ambruk usai ditabrak kapal kargo berbendera Singapura, pada hari Selasa, 26 Maret 2024, sekitar pukul 01.30 waktu setempat. Ambruknya Jembatan di Baltimore itu pun diproyeksikan akan akan menghambat bahkan menghentikan ekspor batu bara dari pelabuhan tersebut selama 6 pekan ke depan.
Merespon insiden tersebut, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), menyatakan bahwa hingga saat ini insiden itu masih belum mempengaruhi operasional ekspor batubara perseroan. Kejadian ini sendiri memang mempengaruhi pengiriman batubara dari Amerika Serikat, namun sampai saat ini belum mempengaruhi pengiriman batubara Adaro ke Asia, termasuk India. Sebagai informasi, ADRO mencatatkan nilai ekspor batu bara sebesar US$ 700,48 juta sepanjang 2023, dengan India sebagai salah satu negara tujuan ekspor terbesar perusahaan setelah China dan Malaysia.
Senada, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga mengatakan bahwa insiden itu tak serta-merta berdampak kepada kinerja ekspor perseroan. Menurut Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, insiden tersebut terjadi di wilayah pengapalan Amerika Utara yang dominan dalam ekspor batu bara metalurgi, sehingga dampaknya terhadap perusahaan di Indonesia kemungkinan akan minimal karena perbedaan kualitas pasokan batubara.
Sebelumnya, Ernie Thrasher, CEO Xcoal Energy & Resources LLC, memperkirakan bahwa insiden tersebut dapat menghalangi pengiriman hingga 2,5 juta ton batu bara. Namun, Baltimore sendiri hanya mengirimkan kurang dari 2% dari pasokan batubara global yang diangkut melalui laut, sehingga dampaknya diperkirakan akan terbatas pada skala global.