Hingga saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum bisa memastikan apakah larangan ekspor bijih bauksit Juni 2023 akan berbarengan dengan larangan ekspor konsentrat tembaga.
Meskipun begitu, PT Freeport Indonesia (PTFI) sudah memperkirakan kerugian negara tahun ini jika embargo ekspor konsentrat tembaga diberlakukan sebelum smelter katoda tembaga selesai dan siap beroperasi pada akhir Desember 2024. Menurut rencana PT Freeport Indonesia, smelter tembaga single line tersebut akan selesai pada akhir Desember 2023, serta akan mulai beroperasi pada akhir Mei 2024, dan beroperasi penuh pada akhir Desember 2024.
Menurut VP Corporate Communication Freeport Indonesia, Katri Krisnati, pelarangan ekspor tembaga secara umum dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan operasional PTFI yang akan berdampak besar terhadap total kegiatan operasional dan penjualan barang tambang. Dengan begitu, jika kegiatan penambangan PTFI dihentikan, potensi kerugian negara terhadap Pajak, Dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun ini diproyeksikan dapat mencapai Rp 57 triliun.
Terlepas dari kerugian tersebut, Manajemen Freeport Indonesia menggarisbawahi bahwa pemerintah sendiri yang memiliki kemampuan untuk memutuskan apakah akan melonggarkan undang-undang tersebut. Freeport Indonesia diketahui masih berkomunikasi dengan pemerintah dan semua pihak terkait untuk mengetahui dampak potensial dari pemberlakuan larangan ekspor tembaga tersebut.
Menurut Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, kerugian negara yang akan ditanggung bergantung pada besaran volume produksi konsentrat tembaga. Irwandy menyarankan agar semua mineral mentah dilarang ekspor pada Juni 2023, namun pemerintah juga mewaspadai faktor lain. Salah satunya akibat wabah Covid-19 yang membuat pembangunan smelter semakin sulit.
Dia mengakui PTFI belum menerima izin ekspor konsentrat tembaga setelah Juni karena masih diproses. PTFI, seperti diberitakan sebelumnya, telah mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga sebanyak 2,3 juta ton hingga Juni 2023. Izin ekspor ini diperoleh pasca verifikasi pengembangan proyek smelter rampung dilakukan oleh verifikator independen.
Sebagai informasi, proyek smelter tembaga PTFI di Gresik per akhir Februari 2023 telah mencapai 56,5%. Total investasi yang telah disalurkan juga mencapai US$ 1,83 miliar dari total sebesar US$ 3 miliar.