[Medan | 19 Agustus 2024] Presiden Joko Widodo dikabarkan akan melakukan perombakan (reshuffle) kabinet pada Senin (19/8/2024). Berdasarkan laporan dari beberapa media, setidaknya tiga menteri dan dua kepala badan akan dilantik pada pukul 09.00 WIB esok hari.
Tiga menteri yang akan dilantik oleh Presiden Jokowi adalah Supratman Andi Agas sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) menggantikan Yasonna Laoly, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggantikan Arifin Tasrif, dan Rosan Roeslani sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Bahlil Lahadalia.
Selain itu, Presiden Jokowi juga dikabarkan akan melantik Kepala Badan Gizi Nasional. Lembaga tersebut diketahui baru dibentuk pada Agustus 2024. Terakhir, Presiden akan melantik Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Rizka Andalusia sebagai Kepala BPOM Definitif.
Reshuffle kabinet, atau perombakan kabinet, bisa memiliki dampak yang signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), tergantung pada sejumlah faktor seperti siapa saja yang terlibat dalam reshuffle, bagaimana pasar memandang perubahan tersebut, serta situasi ekonomi dan politik saat itu.
Jika reshuffle dipandang sebagai langkah untuk memperkuat pemerintahan dan meningkatkan efisiensi, ini bisa meningkatkan kepercayaan investor dan mendorong kenaikan IHSG. Sebaliknya, jika dianggap sebagai tanda ketidakstabilan politik atau menimbulkan kekhawatiran akan konflik internal, hal ini bisa menciptakan ketidakpastian dan menekan IHSG.
Sebagai informasi, IHSG berhasil ditutup naik 0,30% ke level 7.432 pada penutupan perdagangan Jumat, 16 Agustus 2024. Menurut CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya, IHSG masih memiliki potensi untuk mencetak rekor tertinggi baru dan diprediksi berada di kisaran 7.256 – 7.489 pada perdagangan Senin, 19 Agustus 2024.
Sementara itu, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menyebutkan bahwa IHSG pada pekan depan, 19-23 Agustus 2024, akan dipengaruhi oleh tiga sentimen utama, yaitu keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI), pertemuan otoritas moneter dunia, dan FOMC Minutes. Menurutnya, suku bunga BI diperkirakan akan tetap berada di level 6,25% pada pertemuan mendatang.