[Medan | 4 Desember 2024] JP Morgan baru-baru ini mengubah pandangannya terhadap PT Barito Pacific Tbk (BRPT), milik Prajogo Pangestu, dari sebelumnya “underweight” menjadi “neutral.” Keputusan ini didorong oleh berkurangnya tekanan jual pada saham BRPT, yang seiring dengan rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Dalam riset yang diterbitkan, JP Morgan mencatat bahwa saham BRPT telah mengalami penurunan sebesar 20% dalam tiga bulan terakhir, mengakibatkan underperformance dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Penurunan tersebut membuat valuasi saham BRPT saat ini mencerminkan diskon sekitar 90% terhadap nilai bersih aset (NAV) jika dibandingkan dengan valuasi saham BREN dan TPIA. Diskon ini dianggap cukup memperhitungkan risiko yang ada.
JP Morgan juga mencermati langkah ekspansi BRPT ke sektor kawasan industri melalui Griya Idola, yang akan mengembangkan Patimban Industrial Estate. Griya Idola adalah joint operation antara BRPT dan PT Wahana Mitra Semesta (WMS), yang sepenuhnya dimiliki oleh Prajogo Pangestu. WMS memiliki lahan seluas 3,4 juta meter persegi, dengan harga per meter persegi sebesar Rp188.000.
Jika seluruh lahan tersebut dapat dimonetisasi dengan harga US$150 per meter persegi, valuasi BRPT diperkirakan akan meningkat 3%-4%, dengan pembagian keuntungan penjualan lahan sebesar 65% untuk BRPT. Berdasarkan fundamental BRPT saat ini, JP Morgan memperbarui pandangannya menjadi “neutral” dan menetapkan target harga saham di Rp870, sama dengan target harga sebelumnya.
Untuk kinerja keuangan, hingga kuartal III-2024, BRPT melaporkan pendapatan sebesar US$1,67 miliar, laba bersih US$27 juta, dan total aset mencapai US$10,19 miliar. Perubahan pandangan JP Morgan terhadap saham BRPT mencerminkan penilaian positif terhadap stabilitas perusahaan meskipun menghadapi tantangan dalam dinamika pasar.