Pada kuartal II tahun 2023 ini, J&T Express dikabarkan berencana melakukan penawaran umum perdana atau intial public offering (IPO) di Hong Kong. J&T Express dikabarkan mengincar dana IPO hingga US$ 2 miliar atau sekitar Rp 31,2 triliun. Sebagai informasi, J&T Express berencana untuk IPO pada tahun lalu, namun aksi korporasi tersebut ditunda karena kondisi pasar yang bergejolak. Menurut Reuters,&T Express berencana menjual 10% sahamnya ke publik.
Adapun jika IPO tersebut terwujud, J&T Express diproyeksikan bisa menjadi salah satu listing terbesar di Bursa Efek Hong Kong tahun ini. Pada tahun 2022, IPO terbesar di Bursa Efek HongKong adalah China Tourism Group Duty Free Corporation yang berhasil mengumpulkan dana sebesar US$ 2,1 miliar. Menurut penelitian PwC pada Desember, Bursa Efek Hong Kong menargetkan lebih dari 100 IPO tahun ini dengan nilai hingga US$ 25,6 miliar atau sekitar Rp 388,19 triliun.
J&T Express memperoleh modal $2 miliar pada Februari 2022 dari konsorsium investor yang mencakup Temasek, Boyu Capital, dan Sequoia Capital China. Susquehanna International Group dan Hidden Hill Capital, kendaraan ekuitas swasta di China dari GLP manajemen investasi yang berfokus pada logistik, juga berinvestasi di China melalui kampanye tersebut.
Sebagai informasi, J&T didirikan di Indonesia pada 2015 oleh Jet Lee, yang sebelumnya adalah CEO Oppo Indonesia. Jaringan perusahaan ini juga telah melebarkan sayapnya ke 13 negara lainnya, termasuk Vietnam, Malaysia dan Thailand. Perseroan juga telah memasuki pasar China setelah mengelontorkan dana sebesar USD 1,1 miliar untuk mengakuisisi Best Inc, yang merupakan sebuah perusahaan kurir.