[Medan | 13 November 2025] PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mempercepat program restrukturisasi dan divestasi aset untuk memperbaiki struktur keuangan sekaligus memperkuat fundamental bisnis. Perseroan berencana menjual 38 aset senilai Rp2,1 triliun atau sekitar 65% dari total kekayaan bersih guna menambah likuiditas dan menekan beban utang.
Dari total rencana tersebut, sekitar Rp347 miliar ditargetkan terealisasi pada akhir 2025, sedangkan sisanya sekitar Rp1,8 triliun akan dilaksanakan bertahap hingga 2029.
Analis Ekuitas Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai langkah ini realistis mengingat tekanan likuiditas dan tingginya beban bunga yang masih membebani kinerja perusahaan. “Restrukturisasi dan divestasi aset dapat memperkuat posisi kas dan menurunkan leverage. Namun dampak positifnya kemungkinan baru terasa pada 2026, tergantung efektivitas eksekusi dan hasil optimalisasi aset,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (7/11).
Wafi memperkirakan kinerja Kimia Farma akan membaik seiring efisiensi operasional dan perbaikan sistem distribusi. Ia memproyeksikan pendapatan dapat tumbuh 8–10% secara tahunan pada 2026, sementara laba bersih berpotensi berbalik positif pada akhir 2025 apabila penjualan aset berjalan sesuai rencana.
Kinerja keuangan Kimia Farma juga mulai menunjukkan tanda perbaikan. Pada semester I-2025, gross margin naik menjadi 35,7% dari 30,3% pada periode sebelumnya, sementara beban usaha turun 14,3% menjadi Rp1,5 triliun. Efisiensi ini berhasil menekan rugi bersih hingga 56,6% menjadi Rp135,6 miliar dibandingkan Rp312,2 miliar pada tahun lalu.
Menurut Wafi, arah restrukturisasi sektor farmasi BUMN semakin jelas setelah pembentukan Danantara dan proses holdingisasi berjalan. Namun, KAEF masih perlu memperkuat efisiensi, rantai pasok, serta inovasi produk untuk bersaing dengan pemain swasta.
Dari sisi valuasi, langkah restrukturisasi disebut menjadi katalis positif bagi saham KAEF karena menurunkan risiko finansial. “Momentum pemulihan saham kemungkinan baru terlihat pada paruh kedua 2026,” tambah Wafi.
Dengan mempertimbangkan prospek perbaikan fundamental dan restrukturisasi yang tengah berlangsung, Korea Investment & Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi hold untuk saham KAEF dengan target harga Rp500 per saham.

