[Medan | 26 Mei 2025] Saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) akan keluar dari papan pemantauan khusus mulai Senin, 26 Mei 2025.
Sebelumnya, saham INET dan warannya tercatat dalam papan pemantauan khusus karena memenuhi kriteria 10, yakni mengalami suspensi lebih dari satu hari perdagangan akibat aktivitas transaksi yang tidak wajar. Dalam periode tersebut, saham INET diperdagangkan menggunakan skema full-call auction (FCA).
Sepanjang tahun 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menghentikan sementara perdagangan saham INET sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan Februari, Maret, dan April. Suspensi ini dilakukan sebagai respons atas lonjakan harga saham yang signifikan. Secara year-to-date (ytd), saham INET telah mencatat kenaikan lebih dari 200% hingga menyentuh harga Rp188, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp1,4 triliun.
Kenaikan harga saham ini didorong oleh rencana ekspansi agresif perusahaan di sektor infrastruktur telekomunikasi. Dalam rangka mendukung ekspansi tersebut, manajemen tengah mempertimbangkan aksi korporasi berupa penambahan modal melalui rights issue atau penerbitan obligasi untuk memperoleh sumber pendanaan.
Dalam rencananya, perusahaan akan melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) sebesar 12,8 miliar saham baru, yang mewakili sekitar 57,14% dari modal disetor dan ditempatkan saat ini. Bila mengacu pada harga penutupan saham terakhir, potensi dana yang dapat dihimpun dari rights issue ini mencapai sekitar Rp2,45 triliun.
Dalam keterbukaan informasi di BEI tertanggal 6 Mei 2025, manajemen menyampaikan bahwa dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk mendanai ekspansi di sektor telekomunikasi, termasuk proyek submarine cable dan pengembangan jaringan fiber to the home (FTTH). Proposal ini akan dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni 2025 untuk memperoleh persetujuan pemegang saham.
Manajemen menekankan bahwa langkah ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan, mendukung pertumbuhan jangka panjang, serta meningkatkan likuiditas saham dan membuka akses pendanaan baru guna memperluas kegiatan usaha perusahaan ke depan.