[Medan | 2 Desember 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup November 2024 dengan penurunan sebesar 1,19%, ditutup pada level 7.114 pada Jumat (29/11/2024). Pelemahan IHSG bulan ini dipengaruhi oleh arus keluar dana asing dari pasar saham Indonesia, dengan nilai jual bersih (net sell) asing mencapai Rp15,26 triliun selama bulan November.
Tekanan jual yang dilakukan investor asing dan sentimen negatif lainnya diperkirakan akan terus membayangi pergerakan IHSG pada Desember 2024. Bahkan, potensi terjadinya fenomena window dressing di akhir tahun ini dinilai tidak sekuat tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data historis, dalam 20 tahun terakhir, IHSG hanya satu kali mengalami koreksi di bulan Desember, yakni pada 2022. Namun, IHSG tercatat mengalami penurunan 3,26% pada Desember 2024.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, masih optimis bahwa IHSG memiliki peluang untuk menguat di akhir tahun. Berdasarkan data historis, IHSG telah mencatatkan penguatan sebanyak 18 kali dalam 20 tahun terakhir, dengan probabilitas mencapai 95%. Namun, secara teknikal, Nico menilai kondisi IHSG saat ini cukup mengkhawatirkan karena terus melemah. Jika IHSG turun di bawah level 7.100, ia memproyeksikan indeks dapat melanjutkan pelemahan menuju level 7.060.
Tekanan terhadap pasar saham, termasuk pasar obligasi, sebagian besar dipengaruhi oleh terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Kebijakan ekonomi Trump yang kontroversial, termasuk rencana tarif baru, menimbulkan kekhawatiran pasar. Presiden Meksiko bahkan dikabarkan akan melakukan pembalasan terhadap kebijakan tersebut. Hans Kwee, Pengamat Pasar Modal, memperkirakan kebijakan Trump dapat mendorong kenaikan inflasi di AS, yang berpotensi membuat The Fed membatasi pemangkasan suku bunga pada 2025. Meski begitu, pada Desember 2024, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Dari sisi eksternal, tensi geopolitik juga menjadi perhatian investor. Penurunan risiko pasokan minyak akibat gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah serta meredanya tensi Rusia-Ukraina sedikit meringankan tekanan pasar. Meskipun kemenangan Trump menekan pasar negara berkembang, sejumlah pasar keuangan seperti Brasil, Indonesia, Taiwan, dan Uni Emirat Arab tetap menarik bagi pelaku pasar.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memiliki pandangan berbeda. Ia optimis IHSG masih berpotensi mengalami window dressing di akhir tahun, didukung oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kembali mencapai 5% pada kuartal IV-2024. Selain itu, meredanya ketegangan geopolitik juga menjadi faktor pendukung. Nafan memproyeksikan IHSG akan menguji level resistance pertama di 7.300, dengan potensi melanjutkan penguatan hingga mencapai level 7.600. Saham-saham pilihannya untuk akhir tahun meliputi AKRA, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BUKA, GOTO, ITMG, KLBF, MDKA, MEDC, PGAS, SMGR, TLKM, ULTJ, dan UNTR.