[Medan | 21 Februari 2025] Setelah mengalami pergerakan yang dinamis dan fluktuatif sepanjang pekan ini, IHSG ditutup menguat tipis di level 6.803 pada perdagangan Jumat (21/2/2025). Namun, secara mingguan, IHSG masih mencatatkan penurunan sebesar 0,39% dan secara bulanan turun 4,43%.
Pada perdagangan Senin (24/2), IHSG diperkirakan masih berpotensi melanjutkan penguatan, meskipun dengan pergerakan yang terbatas. Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, memproyeksikan IHSG akan menguji level resistance di 6.908 dan support di 6.758. Ia juga merekomendasikan saham MAPI dengan target harga Rp 1.795, TAPG di Rp 865, dan MDKA di Rp 2.150.
Dari sisi global, mayoritas indeks Wall Street mengalami aksi jual pada Jumat (21/2). Pelemahan ini terjadi akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) setelah indeks Michigan Consumer Sentiment turun tajam ke 64,7 pada Februari 2025 dari sebelumnya 71,1 di Januari 2025.
Aksi jual ini juga dipicu oleh dampak dari penerapan paket tarif baja dan aluminium, serta rencana kebijakan reciprocal tariff yang diperkirakan akan diumumkan pada Maret 2025. Sentimen ini semakin diperkuat oleh pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang menekankan bahwa suku bunga perlu diturunkan sebelum paket tarif terbaru diberlakukan. Pernyataan ini memperkuat spekulasi bahwa pengumuman tarif baru akan dilakukan setelah pertemuan FOMC pada Maret 2025.
Dari dalam negeri, pekan terakhir Februari 2025 diperkirakan minim data ekonomi yang signifikan. Satu-satunya data yang menjadi perhatian utama adalah pertumbuhan kredit yang akan dirilis pada awal pekan (24/2). Dalam kondisi ini, pasar mulai mengalihkan fokus ke periode pembagian dividen, terutama pada perusahaan-perusahaan yang secara historis rutin membagikan dividen besar, seperti yang tergabung dalam indeks IDX High Dividend 20.