[Medan | 27 Maret 2024] PT Indosat Tbk (ISAT), perusahaan yang bergerak di bidang informatika dan komunikasi ini mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima surat pengunduran diri Syed Maqbul Quader sebagai Komisaris Independen Perseroan pada hari Sabtu, (23/3/2024). Meskipun begitu, alasan dari pengunduran dirinya ini tidak dijelaskan lebih lanjut.
Sebagai informasi, Syed Maqbul Quader merupakan seorang warga negara Kanada berusia 73 tahun yang memiliki pengalaman luas di sektor perbankan sebelum bergabung dengan Indosat Ooredoo. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Chairman of the Board of Directors di Al Rajhi Bank, Malaysia, dari tahun 2013 hingga 2016, serta sebagai Direktur di Asia Finance Bank Berhad dari tahun 2011 hingga 2012.
Selain itu, Quader juga memiliki pengalaman di beberapa bank di Timur Tengah dari tahun 1989 hingga 2013, termasuk sebagai Group Chief Risk Officer di Qatar Islamic Bank, Qatar, dan berbagai posisi senior di Chase Manhattan Bank. Adapun sebelum ditunjuk sebagai Komisaris Independen di Indosat Ooredoo Hutchison pada 4 Januari 2022, Quader telah melalui proses keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 28 Desember 2021, dan masa jabatannya di Indosat Tbk direncanakan berlangsung hingga tahun 2026.
Sebagai informasi, ISAT membukukan peningkatan pendapatan sebesar 9,57% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 46,75 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 51,22 triliun pada tahun 2023. Secara rinci, pendapatan selular berkontribusi sebesar Rp 43,7 triliun. Kemudian pendapatan MIDI berkontribusi sebesar Rp 6,47 triliun, dan pendapatan telekomunikasi sebesar Rp 1 triliun.
Meskipun pendapatan meningkat, ISAT juga menghadapi kenaikan beban, dimana sepanjang 2023, ISAT harus menanggung beban sebesar Rp 40,80 triliun atau naik 12,83% YoY dari Rp 36,16 triliun. Alhasil, laba bersih perusahaan tergerus 4,59% dari Rp 4,72 triliun menjadi Rp 4,50 triliun di sepanjang 2023. Di sisi lain, total aset ISAT tercatat meningkat 0,93% menjadi Rp 114,72 triliun, kemudian liabilitas perusahaan terpantau menurun dari Rp 82,28 triliun menjadi Rp 81,01 triliun, dan ekuitas tercatat meningkat dari Rp 113,65 triliun menjadi Rp 114,72 triliun.