[Medan | 23 April 2024] Harga minyak pada perdagangan hari Senin (22/4/2024) terpantau melemah, dengan harga minyak mentah acuan Brent turun 0,86% ke US$ 86,53 per barel, dan minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,26% ke US$ 82,92 per barel.
Harga minyak mentah dunia yang melemah ke posisi terendah ini pun terjadi lantaran tekanan geopolitik antara Israel-Iran mulai mereda, setelah Iran meremehkan serangan Israel di wilayahnya minggu lalu dan mengatakan pihaknya tidak berencana untuk menanggapinya.
Namun, investor akan terus mengamati keadaan di wilayah tersebut karena Iran merupakan salah satu dari tiga produsen minyak terbesar di OPEC yang mengirim sebagian besar produksinya ke Tiongkok dan negara-negara lain di luar kendali keuangan Amerika Serikat (AS).
Selain itu, harga minyak dunia terkoreksi setelah kapasitas cadangan minyak dunia tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan penumpukan stok komersial telah terjadi pada bulan ini. Hal ini akan mengimbangi beberapa risiko geopolitik yang masih ada di pasar sejak serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober lalu.
Para analis memperkirakan OPEC+, yang sekali lagi dengan kuat kembali mengendalikan pasar minyak, mempunyai kapasitas cadangan sekitar lima juta barel per hari (bph). Angka ini merupakan kapasitas cadangan tertinggi yang dimiliki OPEC sejak resesi 2009, kecuali pada tahun 2020 saat pandemi menyebabkan penurunan permintaan yang signifikan.
Tingginya kapasitas cadangan OPEC+, peningkatan stok baru-baru ini di pasar-pasar utama, dan peningkatan lebih lanjut dalam produksi non-OPEC+ tahun ini dapat meredam dampak harga dari ketegangan di Timur Tengah. Jika tidak ada gangguan nyata terhadap pasokan, maka harga minyak a akan sulit naik hingga mencapai US$ 100 per barel.