[Medan | 16 April 2024] Iran telah meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap Israel pada hari Sabtu, 13 April 2024. Kementerian Luar Negeri Iran menyebutkan bahwa serangan tersebut dimaksudkan sebagai balasan atas serangan Israel terhadap gedung Konsulat Teheran di Damaskus pada awal bulan ini.
Serangan Iran ke Israel dikhawatirkan membawa dampak ekonomi terhadap seluruh dunia, termasuk salah satunya adalah peningkatan harga minyak. Sebagai informasi, ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 2022, harga minyak melonjak hingga US$120 per barel karena kekhawatiran pasokan ketika negara-negara barat menjatuhkan sanksi terhadap Rusia yang menjadi salah satu eksportir minyak utama dunia.
Adapun setelah Iran menyerang Israel, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan hari Senin (14/4/2024) terpantau mencapai US$ 87,05 per barel, sedangkan harga minyak Brent mencapai US$ 91,56. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan bahwa harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dapat mencapai US$ 100 per barel jika eskalasi konflik Israel-Iran berlanjut dan meluas.
Sejumlah analis pun mengatakan bahwa reaksi Israel terhadap serangan itu akan menjadi kunci bagi pasar global dalam beberapa hari dan minggu mendatang. Respons itu yang akan menentukan apakah tren kenaikan harga minyak mentah terus berkelanjutan, atau justru spike yakni kenaikan harga secara tajam untuk sementara waktu sebelum akhirnya turun kembali.
Di sisi lain, penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pun biasanya membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga dapat memberikan tekanan tambahan terhadap harga minyak.