[Medan | 1 Oktober 2025] PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) mengajukan permintaan modal kerja senilai US$500 juta atau sekitar Rp8,3 triliun kepada Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia. Dukungan dana segar ini dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan bisnis perseroan sekaligus memastikan restrukturisasi utang berjalan mulus.
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan menjelaskan tambahan modal tersebut krusial untuk menjaga kelangsungan operasional, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku agar fasilitas produksi dapat beroperasi efisien dan berkelanjutan.
Saat ini, beban utang KRAS mencapai US$1,7 miliar, terdiri dari pokok utang US$1,4 miliar dan bunga US$338 juta. Utang itu berasal dari perjanjian kredit restrukturisasi 2019 senilai US$1,94 miliar. Dari jumlah tersebut, perseroan telah mencicil US$509 juta, sehingga sisa kewajiban mencapai US$1,4 miliar.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel Daniel Fitzgerald Liman menambahkan bahwa pengajuan bantuan modal kepada Danantara sudah dilakukan sejak Juni 2025. Perseroan berharap realisasi pencairan bisa dilakukan sebelum akhir tahun agar produktivitas pabrik dapat ditingkatkan pada 2026.
Sejalan dengan itu, KRAS berfokus memperkuat unit hot strip mill (HSM) dan cold rolling mill (CRM), mengembangkan bisnis infrastruktur, serta mendorong hilirisasi produk baja melalui kawasan industri dan fasilitas penunjang.
Di Bursa Efek Indonesia, saham KRAS diperdagangkan di level Rp312 per saham, mencatat lonjakan 208,91% sepanjang tahun berjalan dan naik 44,44% dalam tiga bulan terakhir.