[Medan | 1 November 2023] PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), anak perusahaan dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk yang berfokus pada bisnis pertambangan batu bara metalurgi dan mineral, serta pengolahan mineral ini berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 8,12% dari US$ 666,48 juta menjadi US$ 720,62 juta pada kuartal III-2023.
Pendapatan ini pun sebagian besarnya berasal dari segmen pertambangan batu bara yang berkontribusi sebesar US$ 719,07 juta. Sementara itu, segmen jasa lainnya berkontribusi sebesar US$ 2,99 juta. Menurut Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat, pendapatan ADMR ini didorong oleh kenaikan 38% pada volume penjualan.
Sebagai informasi, volume produksi ADMR dalam sembilan bulan 2023 naik 55% menjadi 3,98 juta ton, didorong oleh ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor. Namun, sekalipun perusahaan berhasil membukukan pendapatan, ADMR juga membukukan peningkatan di sejumlah bebannya.
Seperti contohnya, beban pokok pendapatan ADMR naik 35,54% menjadi US$ 341,01 juta, kemudian beban usaha juga naik 83,32% dan biaya keuangan juga ikut naik 43,85%. Alhasil, laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 11,87% dari US$ 284,26 juta menjadi US$ 250,50 juta pada kuartal III-2023.
Sementara dalam periode sembilan bulan 2023, belanja modal (capex) ADMR telah mencapai US$ 95,7 juta, yang digunakan sebagian besarnya untuk proyek-proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC) dan konstruksi smelter aluminium di bawah PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). Nantinya, proyek-proyek ini diproyeksikan dapat meningkatkan produksi jangka menengah perusahaan hingga 6 juta ton per tahun dan meningkatkan kinerja ADMR kedepannya.