Pada kuartal I-2023, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) berhasil membukukan laba bersih sebesar US$458,04 juta atau setara dengan Rp6,75 triliun. Jumlah ini meningkat 14,49% dari perolehan kuartal I-2022 yang bernilai US$ 400,07 juta.
Sejalan dengan itu, pendapatan usaha perseroan juga meningkat sebesar 50% (yoy) menjadi US$ 1,83 miliar pada kuartal I-2023 ini. Menurut Chief Executive Officer (CEO) ADRO, Garibaldi Thohir, peningkatan ini sebagian besar didorong oleh kenaikan rata-rata harga jual (ASP) batu bara yang kali ini sekitar 17% (yoy).
Penjualan batubara metalurgi menyumbang 14% dari pendapatan pertambangan ADRO pada kuartal I-2023. Adapun perusahaan memproduksi 15,69 juta ton saat ini, meningkat 29% dari tahun ke tahun. Selain itu, ADRO berhasil menjual 15,72 juta ton batu bara, meningkat 29% dibanding kuartal pertama tahun sebelumnya.
Bersamaan dengan pertumbuhan pendapatan, ADRO juga mengalami peningkatan beban pokok pendapatan sebesar 73% (yoy) selama kuartal pertama, menjadi US$1,07 miliar. Adapun peningkatan ini sebagian besarnya disebabkan oleh naiknya beban royalti PT Adaro Indonesia (AI), volume, maupun ASP dibandingkan periode sama tahun lalu. Sebagai informasi, diketahui bahwa hingga 31 Maret 2023, ADRO masih memiliki aset sebesar US$9,82 miliar, liabilitas sebesar US$ 2,77 miliar dan ekuitas US$ 7,05 miliar.