[Medan | 29 Agustus 2024] PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), perusahaan energi terintegrasi, dan khususnya bergerak di sektor pertambangan batubara ini mencatat laba bersih sebesar US$ 778,7 juta sepanjang semester I 2024, turun 10,87% dibandingkan dengan laba bersih US$ 873,83 juta pada semester I 2023.
Penurunan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan perusahaan menjadi US$ 2,97 miliar, menyusut 14,40% dibandingkan dengan US$ 3,47 miliar pada Juni 2023. Meskipun volume produksi dan penjualan batubara ADRO masing-masing naik 7%, mencapai 35,74 juta ton dan 34,94 juta ton, harga jual rata-rata (ASP) batubara mengalami penurunan 19% pada periode yang sama.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan ADRO turun 13,30% menjadi US$ 1,76 miliar, terutama karena penurunan beban royalti PT Adaro Indonesia (AI) akibat turunnya ASP. Penurunan ini menghasilkan laba bruto sebesar US$ 1,20 miliar, turun 16,66% secara tahunan.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Garibaldi Thohir menyatakan bahwa meskipun menghadapi tantangan harga pada batubara termal dan metalurgi, Grup Adaro tetap menunjukkan ketahanan kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi.
Per akhir Juni 2024, ADRO mencatat total aset sebesar US$ 10,26 miliar, sedikit turun dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar US$ 10,47 miliar. Liabilitas dan ekuitas masing-masing tercatat sebesar US$ 2,56 miliar dan US$ 10,47 miliar.