[Medan | 2 Mei 2024] PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan batu bara, jasa kontraktor, infrastruktur, logistik, hingga pembangkit tenaga listrik ini tercatat membukukan penurunan kinerja di kuartal I-2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, ADRO mencatatkan laba bersih sebesar US$ 374,34 juta pada kuartal I-2024, atau merosot 18,27% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar US$ 458,04 juta. Penurunan laba bersih ini pun tak lepas dari pendapatan perusahaan yang tercatat menurun 21,31% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi US$ 1,44 miliar pada kuartal I-2024.
Di tengah penurunan pendapatan, volume produksi ADRO mengalami peningkatan sebesar 15% yoy menjadi 18,07 juta ton, sementara volume penjualan meningkat 5% yoy menjadi 16,48 juta ton. Peningkatan kinerja operasional ini pun mengimbangi penurunan harga jual rata-rata (ASP) batubara yang terus berlanjut.
Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan ADRO ikut menciut sebanyak 24,20% (YoY) menjadi US$ 815,11 juta. Hanya saja, laba bruto ADRO juga ikut turun 17,74% menjadi US$627,7 juta di kuartal I-2024, dari sebelumnya US$763,1 juta di kuartal I-2023. Alhasil, laba bersih ADRO juga ikut turun menjadi US$374,3 juta dari yang sebelumnya sebesar US$ 458,04 juta.
Di sisi lain, ADRO mencatatkan peningkatan aset sebesar 7% dari US$ 9,82 miliar menjadi US$ 10,46 miliar. Begitu pula dengan ekuitas perusahaan yang meningkat tipis dari US$ 7,40 miliar menjadi US$ 7,79 miliar. Sementara itu, liabilitas perusahaan mengalami penurunan sebesar 4% dari US$ 3,06 miliar menjadi US$ 2,67 miliar di kuartal I-2024.