[Medan | 25 Juli 2024] PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), perusahaan terbuka yang bergerak di bidang industri keramik ini mengalami penurunan keuntungan dalam periode setengah tahun ini. Berdasarkan laporan keuangannya, ARNA membukukan laba bersih sebesar Rp 203,15 miliar, turun 16,59% dari Rp 243,57 miliar pada semester pertama 2023.
Penurunan laba bersih ini terjadi ketika penjualan neto ARNA cenderung stagnan. Adapun ARNA mengantongi penjualan neto senilai Rp 1,22 triliun pada semester I-2024, menurun tipis 0,32% ketimbang capaian semester I-2023. Berdasarkan geografisnya, penjualan neto di Jawa mencapai Rp 1,02 triliun dan luar Jawa mencapai Rp 177,40 miliar.
Pada saat yang sama, beban pokok penjualan ARNA meningkat 6,41% secara tahunan menjadi Rp 803,37 miliar, naik dari Rp 754,96 miliar pada semester pertama 2023. Kenaikan beban ini menyebabkan laba kotor ARNA turun 11,13% menjadi Rp 418,12 miliar pada semester pertama 2024, dari Rp 470,51 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Alhasil, ARNA mencatat laba bersih sebesar Rp 203,15 miliar per 30 Juni 2024, turun 16,59% secara tahunan dari Rp 243,57 miliar.
Di sisi lain, total aset ARNA juga turun menjadi Rp 2,42 triliun pada akhir Juni 2024, dari Rp 2,62 triliun pada 31 Desember 2023. Sedangkan total liabilitas turun menjadi Rp 732,55 miliar dari Rp 765,45 miliar di akhir 2023, dan total ekuitas turun menjadi Rp 1,68 triliun dari Rp 1,85 triliun pada akhir Desember 2023.
Sebelumnya, ARNA menargetkan peningkatan penjualan bersih sebesar 7,8% menjadi Rp 2,64 triliun sepanjang 2024. Direktur Keuangan Arwana Citramulia, Rudy Sujanto, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan kenaikan pendapatan dengan harga jual rata-rata keramik sebesar Rp 39.735 per m2.
Selain target pertumbuhan penjualan, ARNA juga membidik laba bersih sebesar Rp 461 miliar, naik 3,6% dibandingkan laba 2023. Untuk mencapai target tersebut, ARNA menyiapkan belanja modal sebesar Rp 200 miliar dan mempertimbangkan kembali rencana pembangunan pabrik keenam di Jawa bagian barat.