[Medan | 29 April 2025] PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,38 triliun pada kuartal I-2025. Perolehan ini tumbuh 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,32 triliun.
Seiring pertumbuhan laba, BNI juga berhasil membukukan kinerja kuat di sektor pembiayaan. Penyaluran kredit BNI tercatat naik 10,1% yoy menjadi Rp765,47 triliun hingga Maret 2025, didukung oleh ekspansi pada segmen korporasi yang tumbuh 16% menjadi Rp433,4 triliun. Pembiayaan ke sektor swasta dan institusi melonjak 17% menjadi Rp317,1 triliun, sedangkan kredit ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meningkat 13,3% menjadi Rp116,3 triliun.
Segmen konsumer menjadi kontributor terbesar kedua setelah korporasi dengan pertumbuhan 13% yoy menjadi Rp144,9 triliun. Pertumbuhan tertinggi di segmen ini didorong oleh personal loan yang naik 13,7% dan kredit pemilikan rumah (KPR) yang tumbuh 12,5% yoy.
Pada segmen menengah, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit komersial yang meningkat 2,6% yoy. Sementara itu, pembiayaan ke segmen kecil juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 6,1% yoy pada non-Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Secara keseluruhan, komposisi kredit BNI didominasi oleh segmen korporasi (56,6%), diikuti segmen konsumer (18,9%), menengah (12,6%), kecil (9,6%), dan anak usaha (2,2%).
Dari sisi kualitas aset, BNI mampu menjaga rasio non-performing loan (NPL) di level 2%, sementara loan at risk turun menjadi 10,9% dari 13,3% pada kuartal I-2024. Perbaikan kualitas kredit ini berdampak positif terhadap efisiensi beban pencadangan (credit cost) yang menurun dari 1% menjadi 0,9%, sejalan dengan aspirasi BNI tahun ini.
Di sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tumbuh 5% yoy menjadi Rp819,6 triliun, dengan pertumbuhan terbesar berasal dari dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang naik 6,3%. Produk tabungan mencatatkan pertumbuhan kuat 10,2% yoy menjadi Rp257,8 triliun, sementara giro tumbuh 3,4% yoy menjadi Rp320 triliun.
Pertumbuhan kredit dan DPK yang solid mendorong kenaikan net interest income (NII) sebesar 4,7% yoy menjadi Rp9,8 triliun. Pada akhirnya, pendapatan operasional BNI naik 2,8% menjadi Rp15,25 triliun, mengantarkan laba bersih ke level Rp5,38 triliun.
Direktur Finance & Strategy BNI, Hussein Paolo Kartadjoemena, menyatakan, kinerja solid ini mencerminkan ketahanan BNI dalam mengelola likuiditas dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan mitigasi risiko.