[Medan | 26 Januari 2024] PT Bank Central Asia (BBCA), emiten perbankan swasta terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh keluarga Hartono, berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 48,6 triliun di sepanjang tahun 2023. Angka tersebut pun berhasil meningkat 19,4% dibandingkan dengan capaian tahun 2022.
Pertumbuhan laba BCA didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) sebesar 17,5% YoY menjadi Rp 75,4 triliun di tahun 2023. Pendapatan selain bunga juga tumbuh sebesar 5,5% YoY menjadi Rp 23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional mencapai Rp 99,3 triliun atau naik sebesar 14,4% YoY.
Selain itu, BCA mencatatkan kinerja bisnisnya dengan peningkatan penyaluran kredit per Desember 2023 yang naik 13,9% YoY menjadi Rp 810,4 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan di berbagai segmen kredit, di antaranya kredit korporasi yang tumbuh 15,0% YoY mencapai Rp 368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% YoY mencapai Rp 126,8 triliun.
Tak hanya itu, BBCA juga mencatatkan peningkatan outstanding KPR sebesar 11,7% YoY menjadi Rp 121,8 triliun, dan KKB naik 20,8% YoY mencapai Rp 56,9 triliun per Desember 2023. Saldo outstanding personal loans juga tercatat meningkat 21,7% YoY menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8% YoY menjadi Rp 198,8 triliun.
Sementara itu, Rasio loan at risk (LAR) membaik ke 6,9% per akhir 2023, dibandingkan 10,4% pada 2022 lalu. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9% pada 2023. Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,0% YoY mencapai Rp1.102 triliun, sehingga mendorong kenaikan total aset BCA sebesar 7,1% YoY menjadi Rp1.408 triliun.