[Medan | 9 Februari 2024] PT BTPN Syariah Tbk (BTPS), perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah ini mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 1,08 triliun di sepanjang tahun 2023. Angka tersebut pun anjlok 38,9% dibandingkan dengan capaian tahun 2022 yang sebesar Rp 1,77 triliun.
Sementara itu, pendapatan setelah distribusi bagi hasil BTPS naik 4,5% yoy menjadi Rp 5,25 triliun sepanjang 2023, dan aset BTPN Syariah tercatat naik 1,29% mencapai Rp 21,43 triliun. Meskipun begitu, beban pemulihan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) tercatat meningkat dari Rp 945,05 miliar pada 2022 menjadi Rp 1,89 triliun pada 2023 atau naik dua kali lipat. Beban operasional lainnya juga membengkak dari Rp 2,74 triliun menjadi Rp 3,88 triliun.
Meningkatnya beban pemulihan aset keuangan tercermin dalam pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) naik dari 2,65% menjadi 2,94%. Sementara itu, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif naik jadi 5,99% dari sebelumnya 3,96%.
Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan bahwa di tengah tantangan sepanjang 2023, perusahaan tetap konsisten melanjutkan program untuk segmen ultra mikro. Adapun salah satu program unggulan yang dimiliki BTPS saat ini salah satunya adalah Bestee, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan usaha nasabah. Bestee melibatkan ribuan mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat inklusi melalui pendampingan dan pelatihan beragam.
Selain itu, BTPS juga menyelenggarakan berbagai program insentif di mana nasabah, di antaranya, akan mendapatkan penghargaan jika secara rutin hadir dalam kumpulan atau Pertemuan Rutin Sentra (PRS). Semua program ini merupakan upaya bank untuk mendukung kelangsungan dan pertumbuhan masyarakat inklusi di tengah kondisi yang masih menantang saat ini.