[Medan | 24 April 2024] PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian dan pengolahan gas bumi ini berhasil mencatatkan lonjakan laba di tengah penurunan pendapatan pada kuartal I-2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, ESSA membukukan pendapatan senilai US$ 73,82 juta pada kuartal I-2024, atau menyusut 15,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) yang kala itu mencapai US$ 87,84 juta. Secara rinci, penjualan amonia kepada pihak berelasi berkontribusi sebesar US$ 62,77 juta, sementara penjualan elpiji dan jasa pengolahan pada pihak ketiga, masing-masing sebesar US$ 10,21 juta dan US$ 825.764.
Menurut Corporate Secretary Essa Industries Indonesia Shinta Siringoringo, penurunan pendapatan ini terutamanya disebabkan oleh penurunan harga realisasi amoniak ESSA sebesar 51% YoY, dari US$ 708 per metrik ton menjadi rata-rata US$ 344 per metrik ton pada kuartal I-2024. Hal ini dipicu oleh masalah geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah pada awal 2024, yang mencapai titik terendahnya pada bulan Maret 2024.
Meskipun pendapatan merosot, ESSA berhasil memangkas beban pokok pendapatan menjadi US$ 46,69 juta, turun 32,75% dibandingkan kuartal I-2023. ESSA juga berhasil mengurangi beban umum dan administrasi sebesar 10,14% (YoY) menjadi US$ 6,82 juta. Beban keuangan ESSA juga mengalami penurunan signifikan sebesar 44,03% (YoY) menjadi US$ 3,47 juta. Alhasil, laba bersih ESSA berhasil meningkat 227,96% dari US$ 3,11 juta menjadi US$ 10,21 juta di kuartal I-2024.
Di sisi lain, total nilai aset perseroan tercatat sebesar US$ 343,03 juta atau naik dari posisi Desember 2023 yang tercatat sebesar US$ 340,58 juta. Sementara itu, jumlah ekuitas perusahaan juga meningkat dari US$ 497,74 juta menjadi US$ 510,35 juta, dan liabilitas perusahaan berhasil mengalami turun dari US$ 197,69 juta menjadi US$ 172,89 juta di kuartal I-2024.