[Medan | 26 Maret 2024] PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), perusahaan yang bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass ini berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih di sepanjang tahun 2023.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, INTP membukukan peningkatan laba bersih sebesar 5,97% dari Rp 1,84 triliun menjadi Rp 1,95 triliun di tahun 2023. Pertumbuhan ini pun sejalan dengan kenaikan pendapatan INTP, yang naik 9,92% dari Rp 16,32 triliun menjadi Rp 17,94 triliun.
Secara rinci, penjualan semen kepada pihak ketiga merupakan kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar Rp 16,19 triliun atau 90,24% dari total pendapatan INTP di tahun 2023. Sementara itu, penjualan beton siap pakai berkontribusi sebesar Rp 1,36 triliun, penjualan agregat sebesar Rp 75,87 miliar, dan penjualan semen kepada pihak berelasi sebesar Rp 309,60 miliar.
Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan INTP juga ikut meningkat sebesar 8,21% YoY menjadi Rp12,1 triliun. Alhasil, laba kotor perseroan tercatat meningkat 13,68% menjadi Rp 5,84 triliun. Di sisi lain, INTP mencatatkan total aset sebesar Rp 29,64 triliun atau meningkat sebesar 15,34% YoY. Sedangkan liabilitas naik 41,39% YoY menjadi Rp 8,68 triliun, dan ekuitas meningkat 7,17% menjadi Rp 20,96 triliun.
Sementara dari sisi operasional, INTP berhasil menjual 17,5 juta ton semen pada 2023, mengalami peningkatan 9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Corporate Secretary Indocement, Dani Handajani, menyatakan bahwa kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan volume penjualan di Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan bagian timur Indonesia berkat Pabrik Maros yang disewa oleh perusahaan.
INTP memperkirakan konsumsi semen di Indonesia akan tumbuh di kisaran 2%-3% YoY pada tahun ini, didorong oleh pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara beserta fasilitas pendukungnya dan peningkatan anggaran infrastruktur menjadi Rp 422,7 triliun pada 2024. Meningkatnya anggaran infrastruktur pemerintah, terkendalinya inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kembali ke tingkat sebelum Covid-19 diharapkan akan memberikan dampak positif bagi emiten semen.