[Medan | 25 Oktober 2024] PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha industri jamu dan farmasi ini berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada kuartal III-2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 778,12 miliar, yang tumbuh 32,65% secara tahunan (YoY) dari Rp 586,57 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan penjualan sebesar 11,24% YoY menjadi Rp 2,62 triliun hingga akhir September 2024, dibandingkan Rp 2,36 triliun di kuartal III-2023. Penjualan terbesar berasal dari segmen jamu herbal dan suplemen yang mencapai Rp 1,54 triliun (naik 6,17% YoY). Segmen makanan dan minuman berkontribusi Rp 986,04 miliar, sementara segmen farmasi menyumbang Rp 95,28 miliar, yang juga mencatat kenaikan 11,56% dari Rp 85,41 miliar di periode yang sama tahun lalu.
Meskipun ada kenaikan beban pokok penjualan sebesar 4,19% YoY, dari Rp 1,09 triliun menjadi Rp 1,13 triliun, SIDO tetap mampu menjaga profitabilitas. Total aset perusahaan juga meningkat 1,40% menjadi Rp 3,94 triliun per 30 September 2024, sementara liabilitas berkurang signifikan sebesar 39,31% menjadi Rp 306,33 miliar.
Namun, di tengah pencapaian ini, harga saham SIDO terpantau turun pada perdagangan Kamis (24/10/2024). Penurunan ini kemungkinan terkait dengan proyeksi kebijakan pemerintah untuk menaikkan penerimaan cukai pada 2025, termasuk melalui ekstensifikasi cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).
Menurut Stockbit Sekuritas, dampak dari kebijakan cukai MBDK terhadap profitabilitas sektor konsumer, termasuk SIDO, akan lebih jelas setelah peraturan teknis dirilis. Namun, SIDO diperkirakan dapat memitigasi dampak negatif ini dengan meluncurkan produk rendah gula dan meneruskan sebagian beban cukai ke harga jual produk.