[Medan | 4 Agustus 2025] Kinerja keuangan PT Harum Energy Tbk (HRUM) melonjak tajam pada kuartal II-2025. Laba bersih perusahaan meroket 334% secara kuartalan menjadi US$ 24 juta, mengungguli ekspektasi analis dan memicu sentimen positif di pasar.
Riset Macquarie mencatat bahwa sepanjang semester I-2025, HRUM mencatat laba bersih US$ 30 juta atau setara 143% dari estimasi setahun penuh versi Macquarie dan 105% konsensus analis. Ledakan kinerja ini menjadi katalis kuat yang mendorong saham HRUM mendekati target harga yang lebih tinggi.
Pendorong utama lonjakan laba adalah peningkatan penjualan nikel yang melonjak 33% menjadi 18.500 ton pada kuartal II dan 49% menjadi 33.400 ton sepanjang semester I. Walau harga nikel turun 6% menjadi US$ 12.350 per ton, biaya tunai nickel pig iron (NPI) HRUM tetap stabil di US$ 11.343 per ton. Hal ini menjaga margin di level US$ 1.007 per ton. Macquarie juga menyoroti dimulainya penjualan bijih nikel saprolit dan limonit melalui PT Position sejak Juli 2025, yang diperkirakan dapat menekan biaya produksi smelter RKEF.
Selain itu, HRUM tengah menggarap proyek HPAL yang menghasilkan material baterai kendaraan listrik (EV). Proyek ini sudah mencapai 85% dengan nilai investasi US$ 504 juta, sebagian dibiayai pinjaman bank senilai US$ 370 juta. Proyek HPAL dijadwalkan mulai beroperasi pada awal 2026, yang diharapkan menjadi penopang pertumbuhan jangka panjang.
Di sisi lain, bisnis batu bara HRUM menghadapi tekanan akibat turunnya harga jual rata-rata (ASP) sebesar 14% menjadi US$ 77,3 per ton. Meski demikian, penurunan biaya sebesar 17% menjadi US$ 34,6 per ton membantu menahan pelebaran margin. Volume penjualan batu bara juga terkoreksi 9% menjadi 2,9 juta ton dengan striping ratio 10 kali.
Dengan fundamental yang menguat, Macquarie mempertahankan rekomendasi outperform untuk saham HRUM dengan target harga Rp 1.070 dan potensi imbal hasil total 35,4%. Pada perdagangan terakhir, saham HRUM menguat 4,4% ke level Rp 825.