[Medan | 14 Maret 2024] PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi ini mencatatkan penurunan laba sebesar 14,75% dari yang sebelumnya sebesar US$ 326,23 juta menjadi US$ 278,09 juta di tahun 2023.
Sementara itu, pendapatan perseroan naik 2,17% menjadi US$ 3,64 miliar, dari sebelumnya sebesar US$ 3,56 miliar. Adapun berdasarkan segmennya, pendapatan niaga dan transmisi tercatat berkontribusi sebesar US$ 3,08 miliar. Kemudian, pendapatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas berkontribusi sebesar US$ 452,99 juta, serta pendapatan operasi tercatat berkontribusi sebesar US$ 491,58 juta.
Walaupun terjadi kenaikan pendapatan, PGAS juga mengalami peningkatan beban pokok pendapatan menjadi US$ 2,91 miliar pada tahun 2023, mengalami kenaikan sebesar 4,47% dari tahun 2022 yang sebesar US$ 2,78 miliar. Sementara itu, beban umum dan administrasi tercatat sebesar US$ 201,72 juta, serta beban lainnya tercatat sebesar US$ 14,06 juta.
Di sisi lain, total nilai aset PGAS hingga Desember 2023 tercatat sebesar US$6,59 miliar, menyusut dari akhir Desember 2022 yang sebesar US$ 7,19 miliar, sedangkan liabilitas perseroan tercatat sebesar US$ 3,05 miliar dan ekuitas sebesar US$ 3,54 miliar.
Menurut Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas, dampak ‘Force Majeure’ dengan Gunvor berpotensi memberikan tekanan pada kinerja PGAS pada tahun 2024, dengan potensi penurunan volume penjualan LNG karena Gunvor merupakan salah satu pembeli LNG terbesar PGAS. Sukarno juga menyoroti dampak ‘force majeure’ yang mungkin membuat PGAS perlu mencari pembeli baru untuk LNG yang sebelumnya dialokasikan ke Gunvor, yang dapat meningkatkan biaya operasional.
Sukarno juga menyoroti bahwa harga LNG global yang tinggi dapat menekan keuntungan margin, bersama dengan persaingan dari perusahaan gas lain, sumber alternatif energi, serta fluktuasi nilai tukar. Oleh karena itu, prospek pertumbuhan kinerja PGAS dianggap terbatas, dengan perkiraan pertumbuhan sekitar 4%, sesuai dengan guidance perusahaan. Dengan harga PGAS saat ini yang tergolong murah dengan PE 6 kali dan PBV di bawah 1 kali, Sukarno merekomendasikan trading buy PGAS dengan target harga minor di Rp 1.200.