[Medan | 2 Agustus 2024] PT Bukit Asam Tbk (PTBA), perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara ini tercatat membukukan penurunan laba bersih meskipun pendapatan perusahaan sejatinya mengalami peningkatan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, PTBA membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,03 triliun sepanjang semester I-2024. Angka tersebut menurun 26,75% dibandingkan Rp 2,77 triliun pada periode yang sama tahun 2023 silam.
Penurunan laba ini terjadi meski penjualan batu bara meningkat sebesar 15% yoy menjadi 20,05 juta ton. Ekspor naik 20% yoy menjadi 8,48 juta ton dari 7,10 juta ton, sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) mencapai 11,57 juta ton, naik 12% yoy dari 10,33 juta ton.
Corporate Secretary Bukit Asam, Niko Chandra, menyebutkan tantangan bagi PTBA di tahun ini meliputi koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 19% yoy dari US$ 93,49 per ton pada semester I-2023 menjadi US$ 75,89 per ton pada semester I-2024. Rata-rata indeks harga batu bara Newcastle juga turun 36% yoy menjadi US$ 130,66 per ton dari US$ 204,27 per ton.
Selain itu, beban pokok pendapatan PTBA meningkat dari Rp 14,75 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp 16,23 triliun per Juni 2024, naik 10%. Alhasil, laba bruto perusahaan turun 17% menjadi Rp 3,40 triliun dari Rp 4,09 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Dari sisi neraca, total aset perusahaan turun 1% menjadi Rp 38,39 triliun, dan ekuitas turun 9,5% menjadi Rp 19,52 triliun. Namun, total liabilitas perusahaan naik 9,7% menjadi Rp 18,86 triliun.