[Medan | 13 Maret 2024] PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan kelapa sawit ini mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada tahun 2023. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih TAPG tercatat mengalami penurunan sebesar 46,05%, dari Rp 2,98 triliun menjadi Rp 1,60 triliun pada tahun 2023.
Penurunan laba tersebut sejalan dengan penurunan pendapatan TAPG yang merosot sebesar 10,91%, menjadi Rp 8,32 triliun, dibandingkan dengan pendapatan tahun 2022 yang mencapai Rp 9,34 triliun. Secara rinci, penjualan produk kelapa sawit TAPG berkontribusi sebesar Rp 8,30 triliun dan penjualan produk karet berkontribusi sebesar Rp 23,29 miliar di tahun 2023.
Penurunan kinerja TAPG pada tahun 2023 ini pun dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Pertama, harga komoditas mencapai titik tertinggi pada tahun 2022 dan kini mengalami koreksi seiring pergerakan harga komoditas global, yang berdampak pada penurunan harga jual produk perusahaan. Kedua, adanya peningkatan harga energi akibat kondisi geopolitik global, yang mengakibatkan peningkatan biaya produksi, terutama yang disebabkan oleh kenaikan harga pupuk. Ketiga, setelah mencapai tingkat produksi tertinggi pada tahun 2022, terjadi koreksi alami pada produksi perusahaan.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta menilai bahwa penurunan kinerja TAPG juga turut dipengaruhi oleh faktor El Nino. Di tahun 2024, harga komoditas masih fluktuatif, termasuk harga Crude Palm Oil (CPO), yang menjadi sentimen negatif bagi kinerja emiten CPO. Namun, permintaan domestik cenderung meningkat selama Ramadan dan Lebaran, yang dapat memberikan dorongan positif bagi permintaan produk kelapa sawit. Nafan merekomendasikan untuk hold saham TAPG dengan target harga Rp 590 per saham.