[Medan | 9 Februari 2024] PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, pemasaran dan pendistribusian barang konsumsi (fast moving consumer goods / FMCG) ini membukukan penurunan pendapatan sebesar 6,32% dari Rp 41,21 triliun menjadi Rp 38,81 triliun pada tahun 2023.
Pendapatan ini pun sebagian besarnya berasal dari segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang berkontribusi sebesar Rp 25,15 triliun, serta segmen makanan dan minuman yang berkontribusi sebesar Rp 13,46 triliun. Pendapatan dari kedua segmen ini pun diketahui masing-masing turun dari pencapaian pada tahun 2022 yang senilai Rp 27,25 triliun dan Rp 13,96 triliun.
Menurut Presiden Direktur UNVR Benjie Yap, penjualan UNVR pada kuartal IV-2023 ini mengalami penurunan, terutama pada bulan November dan Desember 2023, akibat dampak dari boikot terhadap produk atau perusahaan yang terafiliasi dengan Israel. Sebagai informasi, serangan Israel ke Palestina sejak Oktober 2023 hingga saat ini telah membuat banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia geram dan menyerukan aksi boikot terhadap produk yang mendukung agresi Israel terhadap Palestina, termasuk salah satunya Unilever Indonesia.
Dengan adanya aksi boikot ini, penjualan UNVR pun diperkirakan dapat mengalami penurunan. Apalagi mengingat banyak produk UNVR ini bisa digantikan dengan produk kompetitor yang bergerak dalam bidang yang sama, seperti pasta gigi Pepsodent yang dapat digantikan dengan merek lain seperti Ciptadent dari PT Lion Wings. Hal ini pun sudah terbukti dari penjualan perusahaan yang menurun, hingga mengakibatkan laba bersih perusahaan juga ikut tergerus sebesar 10,51% dari Rp 7,06 triliun menjadi Rp 6,27 triliun pada tahun 2023.
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Benjie menyebut bahwa UNVR telah menerapkan strategi, termasuk memerangi hoaks dan informasi palsu, serta mengawasi dan menghapus informasi yang salah terkait perusahaan. Benjie juga menyatakan bahwa perusahaan akan mengevaluasi keputusan investasi dan belanja modal (capex), dan ia sendiri percaya bahwa bisnis UNVR dapat kembali tumbuh pada kuartal II-2024 mendatang.
Di sisi lain, bergabungnya Benjie dalam jajaran kepemimpinan UNVR ini pun diharapkan dapat membawa Unilever Indonesia ke arah yang jauh lebih baik lagi. Sebagai informasi, sebelum menjabat di Indonesia, Benjie diketahui memegang posisi sebagai CEO di Unilever Philippines dari Januari 2017 hingga Desember 2023.
Adapun jika dilihat dari kinerja Unilever Philippines, Inc. (UPI), diketahui bahwa UPI mengakuisisi sejumlah aset seperti gedung kantor, pabrik, dan gudang kawasan industri di sepanjang tahun 2022. Hal ini pun menandakan bahwa UPI berjalan cukup sukses, sehingga perusahaan perlu menambah aset fisiknya.
Kesuksesan UPI tersebut mungkin menjadi alasan mengapa Benjie Yap diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk memimpin Unilever Indonesia. Dengan begitu, pergantian manajemen Unilever Indonesia ini dianggap sebagai angin baru yang berpotensi meningkatkan kinerja perusahaan depannya.