[Medan | 24 Januari 2025] Harga saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) anjlok 2,92% ke level Rp4.650 per saham pada Kamis (23/1/2025), setelah perusahaan merilis laporan keuangan tahun 2024.
BBNI mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,46 triliun, naik 2,64% secara tahunan (YoY) dibandingkan Rp20,90 triliun pada 2023. Namun, kinerja laba tertekan oleh lonjakan beban bunga sebesar 29,24% YoY menjadi Rp26,1 triliun, sementara pendapatan bunga hanya naik 8,32% YoY menjadi Rp66,58 triliun. Akibatnya, pendapatan bunga bersih turun 1,92% YoY menjadi Rp40,48 triliun.
Dari sisi intermediasi, BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp775,87 triliun sepanjang 2024, tumbuh 11,62% YoY. Peningkatan ini diikuti oleh perbaikan kualitas kredit, dengan rasio kredit bermasalah (NPL) net sebesar 0,74% dan NPL gross turun menjadi 1,97%. Total aset BNI per Desember 2024 juga naik 3,95% YoY menjadi Rp1.124,80 triliun.
Menurut Analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi, kinerja BBNI tahun lalu terpengaruh oleh kondisi suku bunga tinggi (higher for longer), yang meningkatkan beban bunga dan menekan net interest margin (NIM). Meski begitu, pertumbuhan pada non-interest income dan penyaluran kredit tetap memberikan kontribusi positif. Selain itu, peluncuran platform “wondr” juga mendukung kinerja BBNI sepanjang 2024.
Pendapatan dari komisi/provisi/fee dan administrasi bank naik 1,27% YoY menjadi Rp10,25 triliun, sementara pendapatan lainnya tumbuh signifikan sebesar 20,86% YoY menjadi Rp7,36 triliun. Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), komponen tabungan tumbuh 11,02% YoY menjadi Rp257,54 triliun, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan deposito yang hanya naik 3,85% YoY menjadi Rp242,23 triliun.