PT Bank Panin Indonesia Tbk. (PNBN) atau PaninBank berhasil membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 2,09 triliun pada kuartal II-2023. Angka ini pun meningkat 30,89% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,60 triliun.
Peningkatan laba bersih tersebut pun didukung oleh pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang naik 47,94% yoy menjadi Rp 1,68 triliun. Selain itu, peningkatan laba bersih ini juga didorong oleh penyusutan beban operasional lain sebesar 7,31% yoy menjadi Rp 3,84 triliun per Mei 2023.
Meskipun begitu, PNBN mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dari Rp 5,03 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp 4,78 triliun pada Juni 2023. Dengan begitu, net interest margin (NIM) bank Panin pun turun dari level 5,53% pada Juni 2022 menjadi 5,17% pada Juni 2023.
Sementara di sisi intermediasi, Panin bank telah menyalurkan kredit sebesar Rp 138,96 triliun dalam enam bulan pertama tahun ini, naik 5,67% yoy. Peningkatan kredit tersebut pun sebagian besarnya berasal dari segmen komersial, sejalan dengan pulihnya permintaan kredit di sektor tersebut.
Meskipun begitu, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Panin naik dari 3,3% pada Juni 2022 menjadi 3,66% pada Juni 2023. NPL nett pun naik dari 0,74% pada Juni 2022 menjadi 1,18% per Juni 2023. Bank Panin juga telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 144,35 triliun pada kuartal II-2023, naik 5,61% yoy.